SDIT QURROTA A`YUN TINGGEDE: Penerimaan Siswa Baru Tahun Pelajaran 2014/2015

Selasa, 01 April 2014

Penerimaan Siswa Baru Tahun Pelajaran 2014/2015

Berkenaan dengan dimulainya Tahun ajaran Baru 2014/2015 , Sekolah Dasar Islam Terpadu Qurrota A'yun Tinggede membuka pendaftaran untuk Penerimaan Siswa Baru.

Sekolah Dasar Islam Terpadu Qurrota A’yun merupakan lembaga pendidikan islam yang berupaya mewujudkan sistem pendidikan memadukan kecerdasan
intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), dan kecerdasan spiritual (SQ) dalam rangka melahirkan generasi Qur’ani yang cerdas, kreatif, dan beriman (anak cerdas dunia akhirat) serta menggapai visi masyarakat islam yang Madani.

Syarat Pendaftaran

Beragama Islam
Berusia minimal 6 tahun pada bulan Juni 2014
Mengisi dan mengembalikan formulir pendaftaran
Menyertakan foto copy ijasah/Surat Keterangan Lulus TK 2 lembar, foto copy akta kelahiran 1 lembar dan pas photo ukuran 3x4 2 lembar
Membayar administrasi pendaftaran sebesar Rp. 100.000
Mengikuti tes kematangan/seleksi penerimaan Calon Siswa dan interview bagi orang tua/ wali calon siswa.

Waktu Pendaftaran :

Gelombang I 24 Maret – 24 Mei 2014
Gelombang II 26 Mei – 28 Juni 2014

Tes Kematangan Calon Siswa dan Interview Pada Saat Pengembalian Formulir

Mulai masuk Sekolah 04 Agustus 2014

Informasi Pendaftaran :

Informasi Selengkapnya Silahkan Kunjungi Sekretariat Pendaftaran Kompleks Masjid Abdul Hadi Al-Quraim Jl. Rapolinja BTN Citra Farma Lestari Tinggede Kab. Sigi

Kontak Pendaftaran :

Busman, S.Pd.I : 085242579358

Mayanti, S.Pd : 085341798703

Sri Yuliana,S.Si : 085756101524

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Langganan: Posting Komentar (Atom)

Untaian Ilmu

“Aku akan merasa bahagia, jika semua orang mempelajari ilmu ini, dan sama sekali tidak menyandarkannya padaku.” -Muhammad bin Idris Asy-Syafi'i-
Orang-orang yang berilmu agama adalah orang yang kucari di setiap tempat. Mereka adalah tujuan yang selalu kucari. Dan aku menemukan keshalihan hatiku di dalam bergaul dengan mereka. (حلية الأولياء وطبقات الأصفياء , IV/85 )
"Seandainya aku melakukan kebenaran sembilan puluh sembilan kali dan melakukan kesalahan sekali, sungguh manusia akan menghitung-hitung satu kesalahan tersebut".
(perkataan Asy Sya'bi rohimahulloh dalam Tahdzib Siyar A'lam An Nubala, 1/392).
Ibnul Qayyim al Jauziyyah berkata :
“Salah satu tanda kebahagiaan dan kesuksesan adalah tatkala seorang hamba semakin bertambah ilmunya maka semakin bertambah juga tawadhu’ dan kasih sayangnya. Dan semakin bertambah amalnya maka semakin meningkat pula rasa takut dan waspadanya.” [Al-Fawa’id hal 171, Maktabah Ast-Tsaqofiy]
Dari Al Auza'i rahimahullahu, dia berkata : " Barangsiapa banyak mengingat mati, cukuplah baginya kemudahan, dan barangsiapa mengetahui bahwa ucapannya berasal dari perbuatannya, sedikitlah bicaranya".(Hilyatul Auliya,6/143)
Ibnu Mubarak: "Aku melihat dosa-dosa mematikan hati. Sungguh melakukannya terus-menerus akan membuahkan kehinaan." (Ashirul Maknun fi riqratil qulub, 53)
Jika salah seorang di antara kalian bermimpi yang ia benci (bermimpi buruk), hendaknya ia meludah ke kiri tiga kali dan mengubah posisi tidurnya dari yang semula. (HR. Muslim, dari shahabat Jabir radhiyallahu ‘anhu)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Harta tidak akan berkurang gara-gara sedekah. Tidaklah seorang hamba memberikan maaf -terhadap kesalahan orang lain- melainkan Allah pasti akan menambahkan kemuliaan pada dirinya. Dan tidaklah seorang pun yang bersikap rendah hati (tawadhu’) karena Allah (ikhlas) melainkan pasti akan diangkat derajatnya oleh Allah.” (HR. Muslim)
“Bertakwalah kamu di manapun kamu berada, bila kamu berbuat kejahatan, segera iringi dengan perbuatan baik, sehingga dosamu terhapus, lalu pergaulilah manusia dengan akhlaq yang baik.” (HR. Tirmidzi)
Syaikh Shalih bin Fauzan Hafidzhahullahu berkata: bid'ah adalah penghancur sunnah, dan pelaku bid'ah akan membenci sunnah dan ahlu sunnah dan bid'ah menjauhkan seseorang dari Allah dan dia berhak mendapat amarah dan hukuman Allah dan menyebabkan penyimpangan dan kerusakan hati (Al Irsyad ilaa Shahihil I'tiqad hal 325)
Syaikh Shalih bin Fauzan Hafidzhahullahu berkata: sesungguhnya bid'ah adalah pengantar menuju kekafiran, dan bid'ah adalah tambahan dalam agama yang tidak pernah Allah dan Rasul-Nya syariatkan, dan bid'ah lebih buruk dari maksiat besar, dan syaitan lebih senang terhadapa bid'ah daripada maksiat (Al Irsyad Ilaa Shahihil I'tiqad hal 325)
Basyr bin Al Harits Al Hafiy mengatakan, “Aku tidak mengetahui ada seseorang yang ingin tenar kecuali berangsur-angsur agamanya pun akan hilang. Silakan jika ketenaran yang dicari. Orang yang ingin mencari ketenaran sungguh ia kurang bertakwa pada Allah.”
Duhai orang yang mencelaku, apabila benar celaan itu terdapat pada diriku, semoga Allah Ta'ala mengampuniku. Apabila celaan itu tidak terdapat pada diriku sebagaimana sangkaanmu, semoga Allah Ta'ala mengampunimu. Maafkan aku karena tidak mampu balas mencelamu mengingat sudah terlalu banyaknya dosa-dosaku.
Ibnu Qudamah Rahimahullah berkata,"Ketahuilah,jika engkau mencari seseorang yang bersih dari kekurangan,niscaya engkau tak akan mendapatkannya.Barangsiapa yang kebaikannya lebih mendominasi daripada kejelekannya,itulah yang dicari."(Mukhtashar Minhajil Qashidin hal. 101)
Saling menjaga, Saling mengingatkan pada kebaikan, Saling memaafkan, saling memahami, saling menumbuhkan rasa cinta agar tetap bersemi seperti berseminya pepohonan di hutan yang selalu tampak hijau,semoga bisa melanggengkan ukhuwah karena Allah,insyaa Allah.
‎"Tidaklah terbetik dalam diri seseorang suatu niat kecuali Alloh akan menampakkannya melalui raut wajah dan gerakan lidahnya" (Utsman bin Affan)
ALLAH subhanahu wa ta'ala berfirman dalam hadits Qudsi : "Berhak mendapatkan cintaKu orang-orang yang saling mencintai karena Aku, berhak mendaptkan cintaKu orang-orang yang saling menasihati karena Aku, berhak mendapatkan cintaKu orang-orang yang saling mengunjungi karena Aku, berhak mendapatkan cintaKu orang-orang yang saling memberi karena Aku, mereka berada di atas mimbar-mimbar dari cahaya."
HR Mali no.1779, Ahmad no.21525, Ibnu Hibban di shahihkan oleh Al-Albani dalam Attarghib